Senin, 11 Juni 2012

practical calculators

kalkulator casio


Sejarah Kalkulator

ALAT HITUNG TRADISIONAL dan KALKULATOR MEKANIK Abacus, yang muncul sekitar 5000 tahun yang lalu di Asia kecil dan masih digunakan di beberapa tempat hingga saat ini dapat dianggap sebagai awal mula mesin komputasi.

Alat ini memungkinkan penggunanya untuk melakukan perhitungan menggunakan biji-bijian geser yang diatur pada sebuah rak.

Para pedagang di masa itu menggunakan abacus untuk menghitung transaksi perdagangan.
Seiring dengan munculnya pensil dan kertas, terutama di Eropa, abacus kehilangan popularitasnya.

Setelah hampir 12 abad, muncul penemuan lain dalam hal mesin komputasi.
Pada tahun 1642, Blaise Pascal (1623-1662), yang pada waktu itu berumur 18 tahun, menemukan apa yang ia sebut sebagai kalkulator roda numerik (numerical wheel calculator) untuk membantu ayahnya melakukan perhitungan pajak

Kotak persegi kuningan ini yang dinamakan Pascaline, menggunakan delapan roda putar bergerigi untuk menjumlahkan bilangan hingga delapan digit.
Alat ini merupakan alat penghitung bilangan berbasis sepuluh. Kelemahan alat ini adalah hanya terbatas untuk melakukan penjumlahan

Tahun 1694, seorang matematikawan dan filsuf Jerman, Gottfred Wilhem von Leibniz (1646-1716) memperbaiki Pascaline dengan membuat mesin yang dapat mengalikan.

Sama seperti pendahulunya, alat mekanik ini bekerja dengan menggunakan roda-roda gerigi.
Dengan mempelajari catatan dan gambar-gambar yang dibuat oleh Pascal, Leibniz dapat menyempurnakan alatnya.

Barulah pada tahun 1820, kalkulator mekanik mulai populer.
Charles Xavier Thomas de Colmar menemukan mesin yang dapat melakukan empat fungsi aritmatik dasar. Kalkulator mekanik Colmar, arithometer, mempresentasikan pendekatan yang lebih praktis dalam kalkulasi karena alat tersebut dapat melakukan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Dengan kemampuannya, arithometer banyak dipergunakan hingga masa Perang Dunia I. Bersama-sama dengan Pascal dan Leibniz, Colmar membantu membangun era komputasi mekanikal.


Awal mula komputer yang sebenarnya dibentuk oleh seorang profesor matematika Inggris, Charles Babbage (1791-1871). Tahun 1812, Babbage memperhatikan kesesuaian alam antara mesin mekanik dan matematika yaitu mesin mekanik sangat baik dalam mengerjakan tugas yang sama berulangkali tanpa kesalahan; sedang matematika membutuhkan repetisi sederhana dari suatu langkah-langkah tertenu.
Masalah tersebut kemudain berkembang hingga menempatkan mesin mekanik sebagai alat untuk menjawab kebutuhan mekanik.

Usaha Babbage yang pertama untuk menjawab masalah ini muncul pada tahun 1822 ketika ia mengusulkan suatu mesin untuk melakukanperhitungan persamaan differensial.
Mesin tersebut dinamakan Mesin Differensial.
Dengan menggunakan tenaga uap, mesin tersebut dapat menyimpan program dan dapat melakukan kalkulasi serta mencetak hasilnya secara otomatis.

Setelah bekerja dengan Mesin Differensial selama sepuluh tahun, Babbage tiba-tiba terinspirasi untuk memulai membuat komputer general-purpose yang pertama, yang disebut Analytical Engine. Asisten Babbage, Augusta Ada King (1815-1842) memiliki peran penting dalam pembuatan mesin ini. Ia membantu merevisi rencana, mencari pendanaan dari pemerintah Inggris, dan mengkomunikasikan spesifikasi Analytical Engine kepada publik.

Arti Kalkulator

Mesin hitung atau Kalkulator adalah alat untuk menghitung dari perhitungan sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sampai kepada kalkulator sains yang dapat menghitung rumus matematika tertentu. Pada perkembangannya sekarang ini, kalkulator sering dimasukkan sebagai fungsi tambahan daripada komputer, handphone, bahkan sampai jam tangan.

Mesin kira atau kalkulator merupakan sebuah peranti elektronik yang kecil dan murah yang digunakan untuk melakukan pengiraan aritmetik asas. Mesin kira moden lebih mudah dibawa ke mana-mana berbanding komputer, walaupun kebanyakan PDA mempunyai saiz yang lebih kurang sama dengan kalkulator tangan.


Kalkulator itu untuk menampilkan hasil perhitungan "memudahkan suatu perhitungan", seperti angka desimal, dan dengan mudah mengecek dua kali hasil perhitungan.
Kalkulator modern di desain untuk operasional yg spesifik, contohnya kalkulator grafik yg berfokus pada Trigonometri dan Statistik.

Fungsi kalkulator banyak digunakan untuk pendidikan, pelajar menggunakan untuk mengerjakan tugas sekolah seperti aritmatika. Tetapi ada "ruginya" pelajar jadi tidak mau mencoba untuk menghitung "dalam kepala", sehingga teknik berestimasi dan memecahkan masalah jadi tidak berkembang.

Kalkulator pertama itu sempoa, dibentuk dari frame kayu dengan biji berjajar di kawat. Sempoa ini digunakan berabad-abad sebelum beradaptasi dengan numeral sistem tulisan arabic. Alat ini masi banyak digunakan oleh pedagang dan nelayan di Cina. Kemudian kalkulator berkembang dari abad ke 17 sampai sekarang.
William Oughtred menemukan "slide rule" (penggaris yg dapat digunakan untuk perhitungan, dengan menarik-narik bagian penggaris) pada tahun 1622 dan diperbaiki oleh muridnya Richard Delamain (1630).
Wilhelm Schickard membuat kalkulator otomatis pertama, yg dikenal "Calculating Clock" (1623).
Kira-kira 20thn kemudian ,1643, Blaise Pascal seorang filosuf dari Perancis menemukan perlengkapan membuat kalkulator yang dikenal dengan Pascaline, yg digunakan Perancis untuk pajak sampai 1799. Seorang Filsuf Jerman W.v. Leibniz juga memproduksi mesin menghitung
Pada abad ke 19 Charles Babbage mengembangkan konsep baru, yg kemudian beranan penting dalam program komputer, tapi mesin ini masi terlalu berat untuk dioperasikan.
Kemudian berkembang dari kalkulator mekanik sampai elektronik mekanik yang sampai sekarang berukuran kecil "pocket calculator"

Jenis Kalkulator

Jenis jenis kalkulator dapat dibagi menjadi dua, yaitu kalkulator ilmiah dan kalkulator biasa. Macam macam kalkulator ini dapat dibedakan dengan melihat tampilan fisiknya, yaitu perbedaan yang mencolok pada jumlah tombol-tombol dari kedua jenis kalkulator tersebut.

Pada kalkulator ilmiah jumlah tombolnya lebih banyak daripada kalkulator biasa, karena kalkulator ilmiah mempunyai fungsi-fungsi tambahan lain, seperti fungsi trigonometri misalnya. Sedangkan pada kalkulator biasa fungsi dan kegunaan tombolnya lebih diminimalkan, hal ini disesuaikan dengan kegunaannya yang sebatas sebagai alat penghitung sederhana.

Cara lain untuk membedakan kedua jenis kalkulator ini adalah dengan melihat body kalkulator tersebut, pada kalkulator ilmiah terdapat tulisan scientific calculator pada bodynya, yang biasanya terletak dibawah merek kalkulator tersebut.

Pada website kami kalkulator praktikal tersiri atas:
  1. Stylish Calculator
  2. My Colour Selection
  3. Heavy Duty Calculator
  4. Check Calculator
  5. Dual Display Calculator

Pengaruh Kalkulator

Berbicara tentang dunia pendidikan, sangatlah berhubungan erat dengan teknologi. Dunia pendidikan akan dipengaruhi dan berubah seiring dengan perkembangan teknologi. Dalam dunia pendidikan itu sendiri, ada yang disebut sebagai perangkat pembelajaran. Misalnya, penggunaan alat bantu hitung seperti kalkulator, komputer dan sejenisnya. Hal ini tentu memiliki effect, baik itu yang bersifat positif maupun negatif. Dampak yang sedikit banyak akan mempengaruhi kondisi penggunanya kedepannya.

Pendidikan matematika khususnya, telah cukup lama memahami manfaat kalkulator sebagai alat bantu hitung dalam belajar matematika. Sejak 1976, NCTM (National Council of Teachers of Mathematics), telah berusaha mempublikasikan bermacam-macam artikel, buku-buku. dan pernyataan posisi. Semuanya menyarankan penggunaan kalkulator secara reguler dalam pengajaran matematika pada semua tingkatan. Pada pernyataan posisinya pada tahun 2005 tentang perhitungan dan kalkulator, NCTM menjelaskan pandangannya yang telah berlangsung lama, bahwa ada tempat yang penting dalam kurikulum untuk pengunaan kalkulator dan pengembangan berbagai jenis keterampilan perhitungan.

Sayangnya penggunaan kalkulator di masyarakat dan juga dukungan profesional untuk penggunaan kalkulator pada dunia pendidikan, khususnya di sekolah, kurang mendapat sambutan, terutama pada tingkat sekolah dasar. Suara miring dari mereka yang tidak setuju dengan gerakan perubahan dalam pengajaran matematika sering memandang penggunaan kalkulator sebagai pembuat bodoh, yang akan merusak mental seseorang. Tetapi benarkah bahwa orang yang bergantung pada kalkulator atau alat bantu hitung sejenisnya memiliki mental yang kurang baik atau disebut “mental kalkulator”?

Penggunaan kalkulator sebenarnya cukup berdampak positif bagi penggunanya. Kalkulator ternyata dapat berarti lebih dari hanya sekedar alat untuk menghitung. Kalkulator dapat digunakan secara efektif untuk mengembangkan konsep. Buku Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics memuat beberapa penelitian jangka panjang yang telah menunjukkan bahwa siswa kelas 4 s/d 6 sekolah dasar, yang menggunakan kalkulator, meningkat pemahaman konsepnya dengan menggunakan kalkulator.

Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan kalkulator dapat memperbaiki kemampuan pemecahan soal dari pelajar pada segala tingkatan untuk semua kelas. Mekanisme perhitungan kadang dapat memecah perhatian siswa dari problem yang mereka kerjakan. Sambil memahami arti dari operasi pada kalkulator, siswa diperkenalkan dengan soal nyata dengan bilangan-bilangan yang realistis. Walaupun bilangannya mungkin di atas kemampuan mereka, tetapi kalkulator membuat soal nyata ini dapat diselesaikan. Ditambah lagi, kalkulator sebagai alat bantu hitung dapat membuat segala sesuatu menjadi lebih efektif dalam pemakaian waktunya.

Setiap tindakan pasti mempunyai pengaruh positif dan negatif, begitu juga dengan penggunanan kalkulator sebagai alat bantu hitung. Secara keseluruhan, penelitian telah menunjukkan bahwa keberadaan kalkulator tidak membawa pengaruh negatif. Meskipun data penilaian NAEP (National Assesment of Educational Progress) kedelapan menunjukkan penurunan dalam prestasi bagi siswa yang menggunakan kalku­lator baik mingguan atau setiap hari, penting untuk dicatat bahwa data yang sama menunjukkan hanya 5% dari guru-guru yang melaporkan pemakaian kalkulator setiap hari dan hanya 21% persen guru yang melaporkan pemakaian kalkulator mingguan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh negatif yang spesifik yang dapat mempengaruhi pengguna secara khusus.

Mitos yang mengatakan bahwa pengguna alat bantu hitung seperti kalkulator dapat melupakan ilmu dasar matematika atau memiliki sifat ketergantungan sebenarnya belum terbukti. Memang perlu juga untuk mengotrol mereka dalam penggunaan alat bantu hitung sejenisnya. Pengenalan dasar matematika dan pemahaman konsep awal merupakan ilmu yang wajib diberikan kepada mereka sebelum mereka dibebaskan dalam penggunaan alat bantu hitung sejenisnya. Ditambah lagi, segelintir orang yang berpendapat bahwa orang yang biasa mnggunakan alat bantu hitung akan memiliki sifat ‘perhitungan’ adalah tidak benar adanya.

Kalkulator hanyalah sebuah alat bantu hitung, tidak lebih. Kalkulator bukanlah sebuah “tool” yang bisa mengubah pemikiran seseorang. Positif bahkan negatif yang dapat ditimbulkan sebenarnya bergantung dari penggunanya itu sendiri. Sekarang tinggal bagaimana kita meminimalisir dampak negatif yang ada untuk memaksimalkan dampak positif yang berdaya guna bagi kehidupan.